Kamis, 21 Januari 2010

TIDAK MENGAPA MAS MUBALEG...YANG PENTING INFAQ PERSENANNYA JAMAAH LANCAR

menjadi sebuah hal yang mengherankan buat saya...
ketika ada seorang mubalig LDII (ustadz madigolism) yang melihat dari beberapa nasehat imamnya yang cenderung menasehatkan untuk mencari rizki yang halal,yang sesuai petunjuk Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam,tapi berselisih 90 derajat apa yang ada di lapangan...
sebagai buktinya ada beberapa jamaahnya mereka yang menjadi Kepala Bank,kepala Koperasi Simpan Pinjam bahkan ada yang jelas-jelas rentenier...
ketika Mubalig melihat jamaahnya yang demikian maka dia mendatangi imamnya bertujuan agar sang imam itu mau menasehati jamaahnya yang bekerja seperti itu...
bukan kepalang......
sang imam itu berkata"mas...mass... gak usah,biarin aja ga usah di nasehati...nanti infaq persenannya kita menurun,biar saja dia...nungkin denagn infaq persenannya yang banyak dapat mengimbangi dosa-dosanya...karna bapak imam pusat juga berlaku demikian...
contohnya ada jamaah yang jelas profesinya sebagai artis...(>>>)artis yang sudah jamaah itu melapor ke bapak imam pusat untuk meminta keringanan dosa-dosanya...maka bapak imam pusat membolehkan dia berprofesi demikian yang penting infaq persenannya di jatah dan di tentukan imam...

dan ketika ada jamaah yang kere/melarat/miskin...maka sang imam selalu dan semena-mena bernasehat"tolak ukur kefahaman agama seseorang terletak dari infaq persenannya"infaq persenannya lancar berarti barokah,faham jamaah...kalau tidak maka harus di ramut dan di nasehati supaya infaq persenannya di tingkatkan..."
sehingga jamaah tersebut merasa berat...tapi karna telah di doktrin demikian maka jamaah itupun harus menyerahkan hartanya yang boleh dikata itu adalah harta satu-satunya miliknya...
imam pun berkata:"dulu dizaman Abah Nurhasan...beliau sampai mendatangi rumah-rumah jamaah untuk menarik infaq persenan...klau tidak ada uang yang di jumpai...maka tiang-tiang rumah yang dari kayu di suruh cabut dan di jual,kemudian hasilnya untuk pembelaan (persenan amir)...bahkan ada di salah satu daerah yang di huni oleh komunitas penyakit lepra/kusta...mereka pun membela dengan cara dalam setiap jatah makannya,mereka selalu menyisihkan 3-4 sendok nasi kemudian di jemur....setelah di jemur di kumpulkan dan dijual...hasilnya pun untuk sang amir......


bagaimana menurut anda???

12 komentar:

  1. subhanallah, kita harus bener2 sadar tertipu

    BalasHapus
  2. saya juga ingn mnuangkan keluh kesah saya disini~kenalkan nama saya akbar...sy mubalg kutubusuk ldii n skrg sy msh di dalam ldii tp hati sy sudah tdk sepaham dgn mrk..CERITANYA...ketika saya berada di kediri dgn status saya sbg anak pondok...saya malah ingn menikah dgn perempuan yg Nbnya dia adl pasus anak pondok juga..pgurus tim perkawinan pak anwar sholih menandatangani SL sy kmd k pak taufiq..mulanya di permasalahkn ttg niat baik sy ingn trjaga dr pelanggaran,dipertanyakan kejelasan sy seorg bujang atw udh menikah? sy ktakan dgn tegas status sy seorg bujang dgn cara tlp imam daerah sekaligus surat pryataan sy seorg bujang yg dbwt oleh aparat dr daerah asal saya...parahnya mereka pengurus tidak mau tau ttg bukti kejelasan sy sbg bujang...sy pun minta tolong kpd pgurus yg lain pak soleh,diapun menolak...belakangan setelah sy tau,pasus it di paksa mau dilancarkan dgn pgurus pondok...dgn nada ancaman yg diberikan pd pasus,kalau pasus menolak tdk akan diluluskn jd mubalighot/ustadzah,brsambung....

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum, mari kita nderes Q.S. Al Baqoroh ayat 6 s.d. 20, semoga kita mendapat hikmah, di bukakan mata hati dan telinga kita dan di jauhkan dari kesesatan yang nyata. Kepada Alloh kami mohon pertolongan.

    BalasHapus
  4. jamaah surga tdk jamaah neraka...

    BalasHapus
  5. jama'ah apa pak kasmubaleg? jama'ah 354? itu bukan al-jama'ah ! itu hizbiyah - ashobiyah, belajar ilmu dengan manhaj yang benar dulu, baru ngomong surga neraka

    BalasHapus
  6. jamaah yang jelas...sesuai dengan dalil laa islama illa bil jamaah wala jamaata illa bil imarota...nah sekrang mana yang kau anggap amir...dodol...

    BalasHapus
  7. aduh, mas kasmubaligh.....berhati2lah dlm berbicara. sy jga mubalgh. jelasnya mantan (karna sy sudah mengeluarkn diri). dalil itu adalah bantahan terlemah. aplgi kalo sy sambungkan walaa imarota illa bilbaeat. udah tau belum klo dalil itu tidak ada di kitab aslinya?sy dulu belum tau.tetapi ketika tau.sy sadar telah dibodo2i selama 25 tahun...silahkan membaca. kebenaran tidak akan anda dapatkan didalam.tapi diluar.klo perlu cari ke mekkah kalo udah bisa bhs arob. jazakumulloh khoir

    BalasHapus
  8. kalau pengin memahami hakikat al-jama'ah, baca al-i'tishom atau mukhtashor al-i'tishom karya imam asy-syatibi,muamalatul hukkam karya syaih bin barjas, al-jama'ah wal imamah karya syaikh umar basmul (murid syaikh yahya), bai'at bainal as-sunnah wal bid'ah karya syaikh ali alhalaby, risalah bai'at-nya ibnu taimiyah, merekalah yang sebenarnya mengajarkan ilmu "mankul"

    BalasHapus
  9. kalo sedekah diungkit2/ria untk alasan tertentu yah tiada berguna mas,..seperti buang garam ke air laut,...mbok ya niat ditata krn ALLOH semata,..jika byk infaq sedekah yg diselewengkan niscaya LDII tidak bisa besar seperti sekarang ini,...yah monggo gunakan gunakan pendapat sampean ini negara bebas mengemukakan pendapat,...smoga kita semua menjadi hamba Alloh yg taat dan bisa terhindar dari siksa neraka Alloh,.adapun saya pribadi tenang di LDII dan tidak pernah mengkafir2kan org diluar LDII,..for what?...no benefit at all to say kaffeer to mosleem brothers...sandang pangan golek dewee!

    BalasHapus
  10. Astagfirullah.... bagaimana dgn saya yg spt berada di kandang macan krn saya hidup di kalimantan yg mana 30% masyarakatnya penganut LDII dan sangat membaur dgn masyarakat. bahkan tenaga pengajar untuk SD,SMP,& SMA umumpun byk dr kalangan mereka. termasuk guru-guru saya semasa sekolah dulu.

    BalasHapus
  11. kok bisa sangat membaur??? kenapa ga eklusif??
    apa ga takfir mereka???
    apa takfir itu hanya isu saja??

    BalasHapus
  12. memang banyak kontradiktif pernyataan-pernyataan yang ditulis disini. saya sebagai orang awam tidak dapat menyimpulkan kalo hanya dari sampel-sample yang tidak repesentatif.

    BalasHapus